Selasa, 30 April 2013

Tokoh Wayang Arjuna




Arjuna (Sanskerta: अर्जुन; Arjuna) adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putra Prabu Pandudewanata, raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu putri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura.

Arjuna merupakan teman dekat Kresna, yaitu awatara (penjelmaan) Batara Wisnu yang turun ke dunia demi menyelamatkan dunia dari kejahatan. Arjuna juga merupakan seorang yang sempat menyaksikan "wujud semesta Kresna" menjelang perang Bharatayuddha berlangsung. Ia juga menerima ajaran Bhagawadgita atau "Nyanyian Dewata", yaitu wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna kepadanya sesaat sebelum perang Bharatayuddha berlangsung karena Arjuna mengalami keragu-raguan untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang Ksatria dimedan perang.

Arti Nama

Dalam bahasa Sanskerta, secara harfiah kata Arjuna berarti "bersinar terang", "putih" , "bersih". Dilihat dari maknanya, kata Arjuna bisa berarti "jujur di dalam wajah dan pikiran".
Arjuna mendapat julukan "Kuruśreṣṭha" yang berarti "keturunan dinasti Kuru yang terbaik". Ia merupakan manusia pilihan yang mendapat kesempatan untuk mendapat wejangan suci yang sangat mulia dari Kresna, yang terkenal sebagai Bhagawadgita (nyanyian Dewata).
Ia memiliki sepuluh nama: Arjuna, Phālguna, Jishnu, Kirti, Shwetawāhana, Wibhatsu, Wijaya, Pārtha, Sawyashachi (juga disamakan dengan Sabyasachi), dan Dhananjaya. Ketika ia ditanya tentang sepuluh namanya sebagai bukti identitas.


Kelahiran
Dalam Mahabharata diceritakan bahwa Raja Hastinapura yang bernama Pandu tidak bisa melanjutkan keturunan karena dikutuk oleh seorang resi. Kunti (istri pertamanya) menerima anugerah dari Resi Durwasa agar mampu memanggil Dewa-Dewa sesuai dengan keinginannya, dan juga dapat memperoleh anak dari Dewa tersebut. Pandu dan Kunti memanfaatkan anugerah tersebut kemudian memanggil Dewa Yama (Dharmaraja; Yamadipati), Dewa Bayu (Marut), dan Dewa Indra (Sakra) yang kemudian memberi mereka tiga putra. Arjuna merupakan putra ketiga, lahir dari Indra, pemimpin para Dewa.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna


Cara Menyikapi Era Globalisasi

       Era Globalisasi merupakan era dimana Zaman terjadi perubahan ke arah yang lebih baik, namun
pada era globalisasi banyak sekali orang yang salah mengartikan .Karena zaman era globalisasi banyak
orang yang melupakan adanya Sejarah , Budaya bangsa dan banyak hal , sehingga para generasi muda
Negara kita tidak tau mana yang merupakan budaya bangsanya sendiri . Pergeseran Zaman ke arah yang modern malah menyebabkan runtuhnya kesadaran Berbangsa dan Bernegara . Misalnya mungkin anak-anak sekarang banyak yang tidak mengetahui tentang sejarah bangsanya sendiri , sehingga para generasi muda tidak akan pernah sadar bahwa para Nenek moyangnya dulu itu susah payah merebut NKRI dari para penjajah..
       Cara yang baik menurut Saya untuk menghadapi Era Globalisasi dari hal yang sangat sederhana seperti
membeli produk-produk dalam Negri , sehingga Negara kita akan makmur , para pengrajin para petani mungkin tidak akan kesusahan dalam membeli pupuk jika pemerintah kita tidak terus-terusan Import beras dari negara tetangga .Cara berikutnya yaitu kenali budaya-budaya bangsa , karena banyak dari kita mungkin tidak tau tentang budaya yang ada di Negara kita sendiri .Sehingga Negara tetangga sering mencuri kebudayaan kita . Kemudian dengan adanya Globalisasi kita mesti pintar menyikapinya dalam berbagai hal misalnya dengan tetap selektif terhadap pengaruh Globalisasi di bidang politik ,ekonomi , sosial dan budaya .

PRAKTEK PERDUKUNAN DI ERA GLOBALISASI

            Praktek perdukunan di Indonesia memang sudah berlangsung lama , mungkin sudah sejak dari zaman kerajaan . Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan yang ada di Indonesia , misalnya berupa kris ,Batu cincin ,berbagai macam jimat dan banyak hal yang masih sering kita jumpai .
Namun di Era yang sudah maju seperti sekarang masih banyak orang yang percaya dengan adanya ilmu-ilmu yang tak bisa ditangkap dengan logika manusia . Misalnya masih adanya budaya debus (Ilmu kekebalan) yang masih sering dipertunjukan di beberapa daerah .
         
            Di zaman yang sudah dipenuhi dengan modernisasi seperti ini masih banyak orang-orang dari kalangan yang bisa dibilang sebagai public figure menggunakan jasa-jasa dari para orang yang ahli di dalam ilmu supranatural .Banyak dari mereka yang menggunakan jasa dukun tersebut untuk berbagai macam hal , seperti demi kecantikan ,kenaikan jabatan bahkan banyak yang meminta untuk berbuat jahat (Santet) yang dikirim kepada orang yang kita benci .
       
            Namun tangapan saya sendiri dengan praktek-praktek perdukunan yang ada di Indonesia saat ini masih sangat lah banyak , meskipun zaman sudah maju dan modern tetap hal-hal goib tidak bisa di hilangkan .Sebagai contoh kasus yang marak saat ini adalah tentang perseteruan Adi bing Slamet yang menentang eyang Subur karena menuduh eyang Subur melakukan ilmu santet . Meskipun Ilmu santet itu sendiri sulit untuk dibuktikan dimata Hukum , karena Santet itu tidak berwujud .